Profil Desa Sojokerto

Ketahui informasi secara rinci Desa Sojokerto mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sojokerto

Tentang Kami

Profil Desa Sojokerto, Leksono, Wonosobo. Mengupas sinergi unik antara Pemandian Air Hangat yang dikelola BUMDes sebagai motor pariwisata, dan perannya sebagai sentra agribisnis salak pondoh yang saling menguatkan dalam satu ekosistem ekonomi.

  • Destinasi Wisata Air Hangat

    Desa Sojokerto merupakan lokasi Pemandian Air Hangat Alami yang populer, sebuah aset geotermal yang dikelola secara profesional oleh BUMDes dan menjadi penggerak utama sektor pariwisata desa.

  • Lumbung Salak Pondoh Berkualitas

    Desa ini adalah salah satu sentra utama penghasil salak pondoh di Kecamatan Leksono, yang menjadi tulang punggung perekonomian agraris bagi ratusan kepala keluarga petani.

  • Model Ekonomi Sinergis

    Sojokerto menampilkan model ekonomi yang sangat efektif, di mana sektor pariwisata (air hangat) dan sektor agribisnis (salak) saling bertemu dan menguatkan, menciptakan sebuah siklus ekonomi yang terintegrasi dan berkelanjutan.

XM Broker

Di tengah suburnya lanskap Kecamatan Leksono, Desa Sojokerto menawarkan sebuah perpaduan unik antara relaksasi alam dan kelezatan agraris. Desa ini dianugerahi dua berkah yang menjadi fondasi utama kemajuannya: sumber mata air hangat alami yang telah ditransformasikan menjadi destinasi wisata populer dan hamparan kebun salak pondoh yang menghasilkan buah berkualitas ekspor. Lebih dari itu, Sojokerto telah berhasil menciptakan sebuah sinergi yang cerdas, di mana kehangatan dari perut bumi bertemu dengan manisnya hasil bumi, melahirkan sebuah model ekonomi desa yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.

Pemandian Air Hangat: Jantung Wisata dan Penggerak Ekonomi Desa

Daya tarik utama yang menjadi magnet bagi pengunjung dari berbagai daerah ialah Pemandian Air Hangat Sojokerto. Berbeda dari sumber mata air biasa, air di pemandian ini memiliki suhu hangat alami yang konstan, diyakini mengandung mineral yang baik untuk relaksasi dan terapi kesehatan kulit. Potensi alam yang luar biasa ini tidak disia-siakan. Melalui inisiatif desa, sumber air hangat ini dikelola secara profesional menjadi sebuah objek wisata yang tertata.Pengelolaan destinasi ini berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sojokerto. Langkah ini menunjukkan sebuah visi modern dalam tata kelola aset desa. BUMDes bertanggung jawab penuh atas operasional, pemeliharaan fasilitas seperti kolam-kolam rendam dan kamar bilas, serta promosi. Kehadiran pemandian ini menciptakan efek domino ekonomi yang signifikan. Ia membuka lapangan kerja langsung, dan yang lebih penting, menjadi mesin penggerak bagi tumbuhnya usaha-usaha mikro di sekitarnya, mulai dari warung makan hingga toko oleh-oleh. Keuntungan yang diperoleh BUMDes pun kembali ke kas desa untuk membiayai program-program pembangunan.

Lumbung Salak Pondoh: Pilar Ekonomi Agraris

Di luar gerbang pemandian air hangat, pilar ekonomi kedua Desa Sojokerto berdiri kokoh: agribisnis salak pondoh. Desa ini merupakan salah satu lumbung utama penghasil salak pondoh di Kecamatan Leksono, sebuah wilayah yang memang dikenal sebagai sentra buah-buahan di Wonosobo. Ratusan hektare kebun salak terhampar di seluruh penjuru desa, menjadi sandaran hidup bagi mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani.Para petani di Sojokerto telah menguasai teknik budidaya salak pondoh secara turun-temurun, menghasilkan buah dengan rasa manis yang khas, tekstur renyah, dan ukuran yang memenuhi standar pasar. Hasil panen tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal, tetapi juga dikirim ke kota-kota besar. Sektor pertanian salak ini menjadi jaring pengaman ekonomi yang stabil dan telah terbukti menopang kesejahteraan masyarakat selama bertahun-tahun.

Sinergi Unik: Ketika Wisata Bertemu Agribisnis

Kejeniusan model ekonomi Desa Sojokerto terletak pada kemampuannya untuk mengawinkan dua pilar utamanya. Sektor pariwisata dari pemandian air hangat tidak berdiri sendiri, melainkan secara aktif menciptakan pasar bagi sektor agribisnis salak. Pengunjung yang datang untuk berendam dan bersantai hampir tidak pernah pulang dengan tangan hampa. Mereka akan membeli salak pondoh segar sebagai oleh-oleh khas Sojokerto.Puluhan kios dan lapak penjual salak berjejer rapi di sekitar area wisata, dikelola langsung oleh para petani atau keluarga mereka. Hal ini memotong rantai distribusi, memungkinkan petani untuk menjual produknya dengan harga yang lebih baik dan konsumen mendapatkan buah yang dijamin kesegarannya. Sinergi ini menciptakan sebuah siklus ekonomi yang saling menguntungkan: pariwisata mendatangkan pembeli, dan pertanian menyediakan produk unggulan. BUMDes sebagai pengelola wisata pun turut memfasilitasi simbiosis mutualisme ini agar terus berjalan secara harmonis.

Data Wilayah dan Tata Kelola Komunitas Wirausaha

Desa Sojokerto secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Luas wilayahnya adalah 180,5 hektare. Berdasarkan data kependudukan terbaru per tahun 2025, desa ini memiliki populasi sebanyak 4.210 jiwa. Tingkat kepadatan penduduknya tergolong tinggi, mencapai 2.332 jiwa per kilometer persegi, yang mencerminkan komunitas yang dinamis dan produktif.Tata kelola desa menunjukkan karakter kewirausahaan yang kuat. Keberhasilan BUMDes dalam mengelola objek wisata menjadi bukti kemampuan desa dalam menjalankan sebuah entitas bisnis secara profesional. Semangat ini menular ke masyarakat, yang aktif memanfaatkan peluang ekonomi yang ada, baik sebagai petani, pedagang, maupun penyedia jasa di sektor pariwisata.

Visi Masa Depan: Membangun Destinasi Wisata Agro-Termal Terpadu

Dengan fondasi yang sudah sangat kuat, visi Desa Sojokerto ke depan ialah memantapkan dirinya sebagai "Destinasi Wisata Agro-Termal Terpadu" yang terkemuka. Visi ini bertujuan untuk memperkuat integrasi antara potensi alam (termal/panas bumi) dan agrikultur (agro). Tantangan yang dihadapi antara lain ialah persaingan dengan destinasi serupa, kebutuhan untuk terus melakukan inovasi fasilitas, serta menjaga keberlanjutan sumber daya air hangat.Strategi pengembangan ke depan dapat difokuskan pada:

  1. Peningkatan Fasilitas Wisata: Melakukan modernisasi dan penambahan fasilitas di pemandian air hangat, seperti area spa, terapi air, atau kolam renang keluarga yang lebih representatif.

  2. Pengembangan Produk Turunan Salak: Mendorong UMKM untuk tidak hanya menjual buah segar, tetapi juga produk olahan salak yang inovatif, seperti dodol, keripik, atau minuman sari salak.

  3. Branding dan Pemasaran: Menciptakan sebuah merek atau brand yang kuat untuk "Wisata Sojokerto", yang menonjolkan keunikan kombinasi air hangat dan salak dalam satu paket pengalaman.

Pada akhirnya, Desa Sojokerto adalah sebuah kanvas yang melukiskan kisah sukses tentang bagaimana sebuah komunitas dapat mengorkestrasi potensi-potensi lokalnya menjadi sebuah simfoni ekonomi yang harmonis. Desa ini tidak hanya menjual produk atau jasa, tetapi juga sebuah pengalaman unik yang lahir dari perpaduan sempurna antara berkah alam dan kecerdasan manusia.